Tari Thengul

Saya masih ingat betul, saat pertama kali melihat Tari Thengul itu di sebuah acara budaya lokal di Bojonegoro. Jujur, awalnya saya datang hanya karena teman ngajakin. Tapi begitu para penari keluar dengan riasan putih mencolok, gerakan anggun yang khas, dan musik gamelan yang tenang—saya langsung terdiam. Bukan karena bingung, tapi karena terpesona.

Ada sesuatu yang magis dari cara mereka bergerak. Kayak boneka hidup. Tapi bukan boneka biasa. Boneka yang bisa menyampaikan emosi hanya lewat gerakan leher dan tangan. Saya bahkan merasa… ini lebih ekspresif dari drama TV!

Sejak saat itu, saya terobsesi. Mulai cari tahu, belajar gerakannya, bahkan ikut komunitas tari tradisional. Dan jujur saja, belajar Culture Tari Thengul itu bukan perkara gampang. Tapi di situlah letak keindahannya.

Keindahan Seni Tari Thengul: Bukan Sekadar Gerakan, Tapi Perasaan

4 Kesenian Asal Bojonegoro, Mulai Wayang hingga Tari Thengul

Tari Thengul berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Tarian ini terinspirasi dari wayang thengul, yaitu wayang golek khas setempat yang memiliki karakter lucu dan ekspresif. Nah, gaya boneka dalam tari ini bukan gimmick. Itu justru jantung dari pesonanya kompas.

Yang bikin saya jatuh cinta sama Tari Thengul adalah… kesederhanaan yang kompleks. Maksudnya gimana? Gerakannya terlihat pelan, bahkan sedikit kaku. Tapi ternyata, butuh kontrol tubuh yang luar biasa. Saya sempat ngerasa frustrasi saat latihan leher dan mata. Gimana bisa sih kepala sedikit miring aja bisa ngasih nuansa sedih?

Gerakan Tari Thengul nggak terburu-buru. Semua gerak terasa kayak ada jeda, kayak penari itu lagi mikir. Dan di situ kita bisa masuk ke “cerita”-nya. Ada komunikasi non-verbal antara penari dan penonton. Mirip pantomim, tapi lebih elegan.

Tari ini juga nggak heboh kostumnya. Tapi setiap detail—dari riasan putih di wajah sampai kain kebaya yang dipakai—mendukung suasana “hidup dalam diam” yang begitu khas.

Dan satu lagi: musik pengiringnya itu syahdu banget. Gamelan Jawa-nya pelan tapi berirama. Ada nuansa hening, tapi juga kuat. Bikin kamu tenang tapi merinding.

Kenapa Tari Thengul Itu Begitu Indah? Ini 4 Alasan Emosional Saya

  1. Gerakan Boneka yang Penuh Makna
    Saya pernah iseng nanya ke penari senior di Bojonegoro: “Kenapa sih gerakannya mirip robot?” Dia jawab, “Supaya orang fokus sama perasaan yang keluar dari ekspresi kecil.” Ternyata bener. Justru karena gerakannya terbatas, kita lebih peka.

  2. Kekuatan Ekspresi Mata dan Leher
    Ini dia tantangan dan pesona sekaligus. Ekspresi bukan di wajah atau mulut, tapi di mata dan leher. Gerakan kepala sedikit miring bisa bikin makna berubah. Itu seni tingkat dewa!

  3. Minimalis Tapi Dramatis
    Tari Thengul nggak pakai proyektor, LED, atau properti gede-gede. Tapi dia bisa “membawa kita pergi” hanya dengan tubuh dan musik. Buat saya pribadi, ini seperti meditasi dalam gerak.

  4. Punya Nuansa Lokal yang Dalam
    Ada aroma Bojonegoro yang kental. Saya yang bukan orang sana pun bisa ngerasain. Seolah-olah tari ini jadi media nostalgia bagi budaya lokal yang jarang kita lihat sekarang.

Mengapa Tari Thengul Harus Dilestarikan? Ini Bukan Cuma Warisan, Ini Identitas

Even Bojonegoro Thengul International Folklore Festival 2019, Tampilkan Tari  Thengul Bojonegoro - Surya.co.id

Oke, saya tahu ini bagian klise. Semua orang bilang “harus dilestarikan.” Tapi beneran, Tari Thengul ini bukan cuma soal tari. Dia adalah representasi nilai-nilai kesopanan, ketenangan, dan kontrol diri.

Saya pernah ngajak murid-murid saya (kelas 8) buat nonton rekaman Tari Thengul. Awalnya mereka ketawa karena dianggap aneh. Tapi setelah dijelaskan simboliknya, beberapa malah bilang: “Pak, itu kayak meditasi ya?” Iya, betul banget.

Di zaman sekarang, saat semuanya serba cepat dan heboh, Tari Thengul menawarkan kontra-narasi budaya: pelan, elegan, bermakna.

Kalau kita nggak melestarikan ini, bisa jadi anak-anak cucu kita nanti nggak kenal lagi sama bentuk ekspresi lokal. Mungkin mereka cuma kenal TikTok dance yang viral seminggu lalu, tapi nggak tahu bahwa kita punya seni tari yang bisa bikin hati bergetar dalam diam.

Tips Belajar Gerakan Tari Thengul (Dari yang Pernah Salah Kaprah)

Ini bagian favorit saya karena… saya banyak salahnya dulu! Jadi saya akan kasih tips berdasarkan pengalaman pribadi yang “terpeleset” berkali-kali:

  1. Jangan Anggap Ini Mudah
    Awalnya saya mikir, “Ah cuma gerak lambat doang, gampang lah.” Tapi ternyata susah setengah mati! Justru kontrol gerak lambat itu lebih berat dari gerakan cepat.

  2. Latih Leher dan Mata Terpisah
    Jangan langsung gabungin semua elemen. Latih gerak kepala dulu: miring kiri, kanan, angguk perlahan. Lalu latih mata: fokus, lirikan, dan tahan tatapan.

  3. Lihat Rekaman Penari Asli Bojonegoro
    Banyak video tari Thengul yang otentik di YouTube, terutama yang direkam saat acara budaya di Bojonegoro. Belajarlah dari penari asli, bukan hanya interpretasi modern.

  4. Jangan Lupa Senyap
    Senyap itu bagian dari tarian ini. Jangan panik saat kamu diam. Justru di diam itulah kekuatan ekspresimu dibentuk.

  5. Gabung Komunitas atau Sanggar
    Saya nemu komunitas tari tradisional di kota saya lewat Facebook. Isinya ibu-ibu, bapak-bapak, mahasiswa, dan ternyata mereka semua semangat banget. Latihan bareng itu beda rasanya!

Pengalaman Pribadi Belajar Tari Thengul: Dari Grogi Sampai Ketagihan

Waktu pertama kali ikut kelas Tari Thengul di komunitas seni lokal, saya grogi setengah mati. Beneran. Bayangin, saya laki-laki satu-satunya di kelas yang isinya ibu-ibu penari senior. Mereka lentur, halus, dan tenang. Saya? Kaku kayak papan triplek.

Tapi satu hal yang bikin saya terus datang adalah… sambutan mereka. Nggak ada yang nyinyir. Nggak ada yang bilang, “Kamu bukan orang Bojonegoro, ngapain sih?” Semua menyemangati.

Saya belajar tiga bulan penuh. Tiap latihan, saya catat gerakan. Kadang salah arah. Pernah juga lutut keseleo karena terlalu lama tahan posisi “ngadeg” (berdiri diam). Tapi makin lama, saya makin paham. Tari ini ngajarin kesabaran.

Dan yang paling saya ingat: setelah tiga bulan, saya tampil bareng komunitas itu di acara seni daerah. Bukan penampilan sempurna, tapi saya bangga banget. Anak saya nonton dan bilang, “Pak keren juga ya kayak boneka.” Hahaha… jujur itu pujian paling lucu tapi menghangatkan hati.

Tari Thengul, Jalan Pulang ke Dalam Diri

Setelah semua perjalanan ini, saya percaya bahwa Tari Thengul bukan hanya tarian. Ini adalah media penyembuhan, ekspresi, dan warisan. Setiap gerakannya mengajarkan kita buat lebih sadar, lebih hening, lebih tenang.

Kalau kamu cari hiburan yang cepat dan bising, mungkin Tari Thengul bukan buat kamu. Tapi kalau kamu mau menyelami seni yang dalam, yang mengajak kamu “pulang ke dalam diri sendiri,” maka belajarlah Tari Thengul.

Percayalah, ini salah satu seni paling underrated di Indonesia. Dan kita punya tanggung jawab buat memastikan seni ini tetap hidup. Bukan hanya di pentas, tapi juga di hati orang-orang yang mencintai budaya.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Tari Tarek Pukat, Simbol Gotong Royong dalam Budaya Aceh disini

About The Author