
Table of Contents
Saya masih ingat jelas momen ketika pertama kali menyaksikan Tari Cangget secara langsung. Saat itu saya sedang mengunjungi sebuah desa adat di Lampung bersama rekan-rekan guru seni budaya. Di tengah panggung terbuka dengan latar pepohonan dan langit yang baru saja bersih dari mendung, muncul sekelompok penari dengan busana adat yang memukau—mereka bergerak anggun, ritmis, dan penuh semangat. Sumpah, bulu kuduk saya merinding. Rasanya seperti tersedot ke masa lalu, ke zaman ketika adat benar-benar menjadi pusat kehidupan Culture.
Tari Cangget bukan sekadar tarian. Bagi saya, itu adalah bentuk ekspresi, identitas, dan kebanggaan masyarakat Lampung. Sayangnya, tidak semua orang tahu keindahan dan makna yang tersimpan di balik gerakan-gerakannya. Maka dari itu, lewat tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya belajar dan mengenal Tari Cangget, serta kenapa menurut saya tarian ini layak banget untuk terus dilestarikan.
Keindahan Seni Tari Cangget: Bukan Sekadar Gerakan
Kalau kamu belum pernah nonton Tari Cangget secara langsung, coba bayangkan sekelompok remaja dengan pakaian adat Lampung yang penuh ornamen emas, menyusun formasi simetris dan melakukan gerakan tangan dan kaki yang lembut namun kuat. Gerakannya bukan acak ya, semua ada maknanya detiksumbagsel.
Setiap gerakan Tari Cangget itu menyimbolkan sesuatu—entah itu kebersamaan, rasa hormat, atau semangat menyambut anggota baru dalam masyarakat. Di masa lalu, Tari Cangget sering ditampilkan saat upacara adat, termasuk penyambutan tamu penting, pesta panen, bahkan prosesi pernikahan.
Salah satu jenis Tari Cangget yang paling dikenal adalah Cangget Agung, yang biasanya ditarikan untuk menyambut pemimpin adat. Ada juga Cangget Penganggik, untuk menyambut anggota baru yang naik tingkat dalam adat. Setiap jenisnya punya ciri khas tersendiri.
Yang bikin saya jatuh cinta dengan Tari Cangget adalah harmoni antara gerakan, busana, dan musiknya. Musik pengiringnya pakai gamolan pekhing dan suling, khas banget. Serius, kombinasi visual dan audio-nya bikin hati tenang tapi juga semangat.
Mengapa Tari Cangget Populer dan Harus Dilestarikan?
Pertanyaan ini sering banget muncul di benak saya: “Kenapa sih tarian tradisional seperti Cangget harus dipertahankan, padahal sekarang zaman TikTok dan dance K-pop?” Jawabannya sederhana tapi dalam: karena itu jati diri kita.
Tari Cangget populer karena dia bukan cuma sebuah pertunjukan, tapi bagian dari sistem sosial masyarakat Lampung. Anak-anak muda yang ikut menari biasanya juga belajar nilai-nilai luhur seperti sopan santun, kerjasama, dan penghormatan terhadap orang tua.
Selain itu, Tari Cangget juga membawa pesan kebersamaan dan identitas lokal. Ketika sebuah desa menampilkan Tari Cangget, mereka seolah menyatakan bahwa mereka masih memegang teguh nilai budaya mereka. Dan, percaya atau tidak, ini punya daya tarik tersendiri di mata wisatawan. Saya pernah ngobrol sama seorang wisatawan dari Belanda yang sengaja datang ke Lampung karena penasaran dengan Tarian Cangget setelah nonton videonya di YouTube!
Di sisi lain, kalau kita biarkan Tari Cangget lenyap begitu saja, maka kita kehilangan bagian dari sejarah dan karakter bangsa. Dunia boleh berubah, teknologi boleh berkembang, tapi warisan budaya harus tetap berdiri tegak.
Cara Melestarikan Tari Cangget: Dari Sekolah Sampai TikTok
Sekarang kita masuk ke bagian yang menurut saya paling penting: gimana caranya kita bisa melestarikan Tari Cangget?
1. Masukkan ke Kurikulum Sekolah
Saya pribadi sudah beberapa kali mengusulkan ke sekolah agar ada sesi khusus yang membahas dan mempraktikkan tarian tradisional lokal. Bukan cuma nonton video di kelas, tapi langsung praktik, dengan bantuan pelatih dari sanggar seni. Siswa biasanya antusias banget, apalagi kalau dikemas jadi kegiatan ekstrakurikuler atau pentas seni tahunan.
2. Libatkan Komunitas Seni
Ada banyak komunitas seni lokal di Lampung yang masih aktif menampilkan Tari Cangget. Nah, kerja sama antara sekolah, pemerintah daerah, dan komunitas ini penting banget. Bisa diadakan workshop, pelatihan singkat, bahkan festival khusus Tari Cangget.
3. Manfaatkan Media Sosial
Jujur aja, saya sempat skeptis awalnya—masa iya Tari Cangget bisa viral di TikTok? Tapi nyatanya, beberapa sanggar tari di Lampung sudah mulai mengemas Tari Cangget dalam format video pendek yang estetik, dikombinasikan dengan edukasi ringan soal maknanya. Ini efektif banget buat menjangkau generasi muda.
4. Festival Budaya Daerah
Pemerintah daerah bisa lebih sering mengadakan festival yang menampilkan seni tradisional, termasuk Tari Cangget. Jangan cuma seremonial, tapi libatkan generasi muda secara aktif. Kalau perlu, adakan lomba Tarian Cangget antar-sekolah atau antar-kecamatan.
Tips Mempelajari Tari Cangget: Jangan Takut Kaku di Awal
Saya pernah ikut workshop Tarian Cangget selama seminggu. Hari pertama, duh, kaki saya kayak bukan milik saya sendiri. Gerakan tangan dan langkah kaki harus selaras, ditambah lagi ekspresi wajah yang tenang tapi tegas. Tapi, justru di situlah tantangannya.
Buat kamu yang pengin belajar Tari Cangget, ini beberapa tips berdasarkan pengalaman saya:
1. Kenali Makna Gerakan
Jangan langsung fokus ke gerakan, tapi pahami dulu arti di baliknya. Tarian Cangget itu penuh simbolisme. Dengan paham maknanya, kamu bakal lebih mudah menyatu dengan gerakannya.
2. Belajar dari Guru Lokal atau Sanggar Tradisional
Kalau bisa, belajar langsung dari orang Lampung yang memang menguasai tarian ini. Mereka bukan cuma ngajarin teknik, tapi juga filosofi dan konteks budayanya.
3. Latihan Konsisten, Tapi Santai
Jangan maksa bisa dalam sehari. Saya butuh waktu sekitar tiga minggu buat bener-bener bisa mengikuti semua pola gerakan Tarian Cangget Penganggik. Tapi pas berhasil tampil di acara desa, rasanya… puas banget!
4. Gunakan Cermin dan Rekam Diri Sendiri
Ini cara sederhana tapi ampuh. Latihan depan cermin bisa bantu koreksi posisi tangan dan tubuh. Rekam video juga berguna banget buat evaluasi.
5. Nikmati Prosesnya
Jangan buru-buru. Tarian Cangget bukan soal siapa yang paling luwes, tapi siapa yang bisa menjiwai dan menghormati tradisinya. Lagian, kadang belajar sambil ketawa bareng teman itu justru yang bikin pengalaman jadi berkesan.
Jangan Sampai Tari Cangget Hanya Tinggal Cerita
Saya percaya bahwa budaya bukanlah barang mati. Ia hidup, tumbuh, dan beradaptasi. Tapi untuk bisa bertahan, budaya seperti Tarian Cangget butuh orang-orang yang peduli, yang rela belajar dan membagikannya ke generasi berikutnya.
Kalau kamu orang Lampung, kamu punya harta yang luar biasa di depan mata. Jangan biarkan Tarian Cangget hanya jadi memori di kepala para tetua. Dan kalau kamu dari luar daerah seperti saya, jangan ragu buat belajar dan mengapresiasinya. Karena melestarikan budaya itu bukan soal asal daerah, tapi soal kepedulian.
Tari Cangget mengajarkan saya bahwa keindahan itu bisa ditemukan di tempat-tempat yang mungkin tidak banyak disorot media. Tapi justru dari sanalah nilai dan makna sejati muncul—dari gerakan sederhana yang punya cerita panjang di baliknya.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Malam Satu Suro: Tradisi Jawa yang Penuh Misteri dan Makna Spiritual disini